Catatan: Cerita ini di impor dari website lama, dan cerita ini dibuat pada Desember 2016 atau 1,2 tahun lebih awal sebelum akhirnya dipublikasikan pada September 2018. Memang sudah sangat lama ya. Seaneh apapun itu, ini adalah karya sekaligus sejarah kekreatifitasan saya pada masa lalu. Hanya saja dengan banyak perubahan dan revisi. Baiklah, selamat membaca!
Pada saat ingin keluar, kami di hentikan oleh penjaga jalan dan di suruh main level 1. Disitulah kami mulai mencari Rafa.
Kami mulai menggerakkan permen dengan cara memindahkan
ke atas, bawah, kiri, kanan, dan menaikkan level. Di mungkinkan akan ada 50
area. Setelah 5 level kami beristirahat. Yeti pun mendapat sebuah paket lalu
di bawa ke sisa menara untuk di buka isi kotaknya. Ternyata isinya hadiah.
Sebenarnya Yeti telah memesannya lewat Candy
Crush Soda Paket atau jika di singkat menjadi CCSP.
Lalu, pada saat itu ia ingin membuat jus raksasa.
Dan kotak itu di simpan ke menara salju dan kotak itu di tutup. Ternyata
harga paket itu adalah Rp 15.000.
Hebat! Ternyata mereka telah mencapai Level 34.
Berarti 6 level lagi mereka menemukan Rafa.
Kami telah level 40 tapi Rava terbang dan hanya dapat
kertas dengan pangilan 000-110-999.
Kami tidak tinggal diam. Kami langsung mencari Rafa. Di
level ke-97 pun akhirnya kami sadar bahwa ada Rafa setelah level 100.
Kamipun ke level 100. Ternyata level itu mudah. Tetapi itu cuma bonus level.
Kami pun mendapatkan Rafa dan pulang dengan balon udara
yang sebenarnya hadiah level 40. Dengan itulah Rafa pergi ke level 100.
Lain kali kami akan menghargai produk buatan Rafa dari
pada produk lokal. Mungkin laser darurat milik Rafa pantas di coba.
Kamipun selesai menyelamatkan Rafa. Waktu itu, pada saat kami
berangkat untuk menyelamatkan Rafa, suhu mencapai -1 derajat celcius. Tapi,
sebelumnya lagi pada saat Rafa pergi mencari kami, yang sebenarnya sudah
pulang itu suhunya adalah -8 derajat celcius.
Keesokan harinya, kami mendapat berita dari TV bahwa sekarang
itu suhu telah mencapai -10 derajat celcius.
Memang, musim dingin kali ini sangatlah dingin. Karena musim
dingin baru menerjang Pontianak untuk pertama kalinya. Nadin saja kedinginan
sampai dia minum coklat panas.
Sekarang ini memang cuaca begitu ekstrim. Memang musim dingin
itu menyenangkan, tapi jika suhunya saja terlalu dingin, hal itu memang
cukup membahayakan keselamatan kita. Tapi, semoga saja nanti akan ada musim
dingin lagi, Aamiin.
Nadien pun berkata "bagaimana ini? Kita harus ngapain? Apa yang
harus kita lakukan? Kita nggak ada buat apa-apa sekarang ini!" Mendengar
ucapan itu, Wawa dan Ivon marah. Wawa berkata "kamu jangan berkata yang
membuat kita kebingungan dong!" Ivon berkata "iya, benar kata Wawa itu!".
Nadien pun terdiam tidak tentu arah.
Rafa pun langsung bangun dari tempat tidurnya dan ia langsung
terkejut karena ia mendapati tempat tidurnya basah. Kami semua pun datang ke
kamar Rafa dan kami semua mengira bahwa Rafa mengompol. Ternyata atap
rumahnya yang bocor.
Fathur langsung membetulkan atap rumah Tim Kami yang bocor.
Seketika itu pula diluar terjadi badai. Badai membuat kekacauan yang membuat
beberapa rumah ada yang rusak, sungai yang membeku, pohon tumbang, dll.
Fathur mempunyai ide, bagaimana jika kita main ular tangga
saja? Raisa dan Rafa menjawab dengan serentak "tentu saja, itu ide yang
sangat bagus!".
Kami pun bermain ular tangga bersama. Dan kami bermain sambil
minum kopi dan coklat panas.
Tidak terasa telah tiba waktu sholat Dzuhur. Kami pun sholat
Dzuhur secara berjamaah bersama anggota 'Tim Kami' yang lainnya.
Setelah itu, kami makan siang secara bersamaan.
Badai semakin berkecamuk, badai tersebut membuat beberapa rumah
rusak, sungai tidak mengalir lagi (membeku), pohon tumbang, dll. Untung saja
rumah 'Tim Kami' terbuat dari batu, m-m-maksud saya semen.
Setelah kami makan siang, kami melanjutkan permainan 'Ular
Tangga' lagi. Setelah itu, Fathur menang sebanyak 5 kali, Rafa dan Raysa 4
kali, dan Wawa dan Ivon 3 kali. Sementara Nadien 0 kali (tidak ada menang,
atau selalu kalah).
Dibuat pada: 19-21 Desember 2016
Pembuat Cerita ini: FN
Di impor oleh: Lesunk Media
Content was closed, click to open: